Sabtu, 06 Agustus 2016

Gowes (maning) Muter2 Jogja

"Gowes lagi ke Jogja? Endak bosan?"
"Absolutely no :D"

Entahlah, walau aku sudah berkali2 ke sini tapi tetap saja rasanya excited kalau diajak ke Jogja. Masih buaaanyak tempat di Jogja yang bisa diexplore. Jadi, kapan kamu ngajak aku ke Jogja? *kode loh ini :p*

Berawal dari obrolan ngalor ngidul bersama temen2 pesepeda cewek Semarang lain yaitu Tami, Avit, Mbak  Hesti, Ranz, dan Miss Nana (you can call us 'Semarang Velo Girls'), diputuskanlah kami akan 'pitnik' ke Jogja dengan loading sepeda di kereta. Ya, semenjak banyak dari kami punya sepeda lipat a.k.a seli, kami pun ketagihan meloading sepeda di kereta. Gimana enggak ketagihan, lha wong kami tidak usah membayar biaya tambahan lagi untuk sepeda kami. Asik to? :D

Hari Pertama, 13 Juli 2016
Pukul 08.00 aku mulai meninggalkan rumahku dengan membawa Oddie, sepeda lipatku, ke Stasiun Poncol. Setibanya di sana ternyata semuanya sudah berkumpul, jadi aku yang terakhir datang. Tanpa babibu lagi aku pun segera melipat Oddie dan memasuki peron bersama teman2. Jam 08.45 kereta Kalijaga yang akan membawa kami ke Solo pun tiba. Di kereta kami menata seli2 kami di beberapa sudut kereta yang sekiranya tidak mengganggu penumpang lain.
Minggat dulu dari rumah :p
Di depan Stasiun Poncol bersama Tami
Di dalam kereta Kalijaga
Kereta tiba di Stasiun Purwosari Solo pukul 11.45. Di sana Ranz, yang notabene orang Solo, sudah menunggu kami dengan membawa makan siang. Kami pun makan siang di stasiun sembari menunggu kereta Prambanan Express (Prameks) yang akan membawa kami ke Jogja pukul 13.00. Berbeda dengan kereta Kalijaga yang sebelumnya kami tumpangi, suasana di kereta Prameks ini penuh sesak dan tidak semua penumpang bisa mendapatkan tempat duduk. Mau tidak mau kami semua pun berdiri sambil menjaga sepeda lipat kami masing-masing.
Suasana di dalam kereta prameks
Dikarenakan kereta datang terlambat, kami baru sampai di Stasiun Lempuyangan Jogja sekitar pukul 15.00. Kami memilih turun di sana karena stasiun tersebut adalah stasiun yang paling dekat dengan hotel tempat kami menginap yaitu Hotel Limaran 2 yang berada di dekat bundaran UGM. Setelah check in, mandi, dan menaruh barang kami di hotel, kami pun cuss lagi menuju destinasi pertama yaitu Taman Sari. Konon Taman Sari ini merupakan tempat pemandian putri-putri raja zaman dahulu. Kami tiba di Taman Sari sekitar pukul 17.00 dan ternyata taman sudah ditutup sejak pukul 16.00, haha. Untunglah kami akhirnya ditunjukkan oleh warga sekitar jalan menuju halaman belakang Taman Sari. Lumayan lah buat foto-foto, gratis pula XD
Kamar di Hotel Limaran 2
Di depan Taman Sari
Gaya ala2 anak hits SMA masa kini
Puas berfoto, kami pun melanjutkan perjalanan ke Alun-alun Kidul a.k.a alkid yang terkenal dengan duo beringinnya. Konon katanya kalau kita bisa lewat di antara duo beringin tersebut dengan mata tertutup maka keinginan kita akan terkabul. Benarkah itu? Kalau aku sih ndak percaya begituan. Meski begitu, aku akhirnya tertarik mencoba tantangan itu untuk seru-seruan. Berhasil? Kagak wkwk. Di antara kami semua, yang berhasil hanyalah Avit dan Miss Nana saja hihi. Setelah dari alkid, kami memutuskan untuk pulang ke hotel mengistirahatkan diri.
Alkid dengan duo beringinnya
Menjawab tantangan. Ternyata tidak semudah kelihatannya loh, tiwas nggaya XD

Hari Kedua, 14 Juli 2016
Kami check out dari hotel sekitar pukul 08.00 pagi. Hari ini kami janjian dengan kawan pesepeda dari Jogja bernama Mas Radit yang akan menjadi tour guide kami di bundaran UGM. Setelah bertemu dengannya, kami lalu diajak mengitari UGM terlebih dahulu sebelum menuju selokan mataram yang menjadi rute kami hari ini. Di rute selokan mataram ini, kami menyambangi tiga candi kecil yaitu Candi Sambisari, Candi Sari, dan Candi Kalasan. Ohya, biaya masuk per candi cuman 2000 rupiah saja kakaak.
Gedung pusat UGM
Selokan mataram, rute favorit buat nggowes. Sejuuuk~
Candi Sambisari
Candi Sari
Candi Kalasan
Setelah selesai susur selokan mataram, kami langsung menuju Hotel Galuh tempat kami akan menginap malam ini yang berada di kawasan Prambanan. Istirahat sebentar di hotel, kami cuss pergi menuju destinasi berikutnya yaitu Keraton Ratu Boko. Keraton Ratu Boko ini katanya langsung booming setelah tempat ini menjadi salah satu lokasi syuting AADC 2 (aku sih belum nonton). Perjuangan menuju Ratu Boko ini ternyata sungguh menguras tenaga karena tanjakannya yang aduhai. Di tengah perjalanan akhirnya aku menyerah dan memilih menuntun sepeda hihi. Kejutan selanjutnya, Mas Radit yang memang punya side job sebagai tour guide entah bagaimana bisa mengusahakan kami semua masuk Ratu Boko dengan gratis. Alhamdulillaaah hemat 25.000  per orang. Sayangnya kami tidak bisa menikmati sunset yang terkenal di sana karena matahari malu-malu menyembunyikan dirinya di balik awan. Gak begitu kecewa sih, kan gratis. Dududududuuu~ Pulang dari sini, kami kemudian berpisah dengan Mas Radit yang balik ke rumahnya dan Mbak Hesti yang sudah janjian dengan temannya. Well, berarti personel cuman tinggal 5 orang saja.

Jomblo akut gini ini bawaannya kalo liat janur :")
Di Ratu Boko. Apik to?

Hari Ketiga, 15 Juli 2016
Jam 6 pagi, aku dan Tami mengawali hari ini dengan berenang di water boom mini kepunyaan hotel. Alasan kami berenang mah cuman gegara memanfaatkan fasilitas gratis yang disediakan hotel, wkwk. Maklumin pemikiran para cewek yang beranjak ibuk2 ini ya :p Sekembalinya kami ke kamar, ternyata sarapan dari hotel sudah datang. Setelah nyarap dan packing, kami pun check out dari hotel sekitar pukul 08.00. Selanjutnya, kami menuju Candi Plaosan yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel. Mungkin hanya sekitar 2 km saja.
Kamar di Hotel Galuh
Di Candi Plaosan
Beruntung dapet foto ini di Candi Plaosan
Ujian sesungguhnya menunggu kami setelah menyambangi Plaosan. Jeng jeeng, destinasi selanjutnya adalah Candi Barong dan Tebing Breksi yang tanjakannya naudzubillah. Tanjakan Ratu Boko kemarin mah kalah, apalagi sekarang ditambah tas pannier yang harus kami bawa di sepeda. Nggenjot, nuntun, nggenjot lagi, nuntun lagi... ya begitulah kira-kira perjalanan kami kali ini hihi. Mana waktu selepas Candi Barong menuju Tebing Breksi kami keblusuk di antah berantah lagi. Jadi ceritanya di tengah perjalanan kami menemui suatu persimpangan jalan. Plang menunjukkan arah kiri, sedangkan penduduk sekitar menyarankan kami ke arah kanan karena lebih dekat. Sempat galau mau ke mana, akhirnya kami memilih ke arah kiri saja karena jalannya terlihat lebih bagus. Dan kau tahu?? Ternyata jalan tersebut mengharuskan kami mengitari bukit yang nanjak berkelok-kelok untuk sampai ke Tebing Breksi -_- Sepertinya lain kali memang harus percaya sama penduduk saja. Bagi yang belum tahu, Tebing Breksi ini sebenarnya sih hampir mirip Brown Canyon di Semarang, yaitu daerah penambangan yang dijadikan obyek wisata.
Tanjakan? Senyumin aja :D
Candi Barong
Di antah berantah. Masih setengah perjalanan ke Tebing Breksi ini :')
Nanjak teroooos
Sing ngomong iki ning Brown Canyon tak balang nggo sepeda. Rumangsamu mrene ki gampang?! :"
Selepas dari Tebing Breksi, kami memilih untuk langsung ke Stasiun Klaten saja daripada harus meneruskan ke Candi Ijo. Dari tebing ke candi sih sebenarnya cuman 1 km lagi, tapi kami sudah tidak ada daya upaya buat nanjak. Maleeees beeet dan ditambah lagi jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Kami pun tiba di Stasiun Klaten sekitar pukul 17.30 dan menunggu kereta prameks yang tiba pukul 19.00. Setibanya di Solo kami menginap semalam di rumah Ranz dahulu dan baru keesokan harinya kami pulang lagi ke Semarang menaiki kereta pukul 05.15. Yuhuu, I'm coming again Semarang!

Next trip ke mana lagi gaes? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar