Senin, 31 Oktober 2016

Pendakian Merbabu via Suwanting

Bulan September yang lalu, tepatnya tanggal 17-18, aku dan kawan-kawanku yaitu Fira, Mas Rendy, Satrio, dan Uud melakukan pendakian gunung lagi setelah sebelumnya mendaki Gunung Sumbing (ceritanya di sini). Kali ini tujuan kami adalah Gunung Merbabu via jalur Suwanting. Kami memilih jalur ini karena beberapa alasan,  yaitu :
1. Beberapa personil sudah pernah mendaki Merbabu via Selo dan Wekas, sehingga mereka menginginkan lewat jalur lain agar tidak bosan.
2. Ada sumber air di jalur pendakian.
3. Tergiur dengan review di beberapa website yang mengatakan pemandangan lewat sana itu ciamik.

Jumat, 16 September 2016
Malam ini kami semua berkumpul di rumahku terlebih dahulu untuk checking dan pembagian barang yang harus dibawa tiap-tiap personil. Setelah dirasa siap, kami pun menuju ke basecamp pertama kami, yaitu rumah Mas Adi (petugas perpustakaan di kampus :p), yang berada di Tuntang, Kab. Semarang. Di samping untuk menghemat waktu menuju ke Merbabu keesokan harinya, alasan kami menginap dulu di sana adalah agar dapat sarapan pagi gratis ekekekekeke. Makasih banyak loh Mas Adi dan sekeluarga :D

Fira dan dedek emeeeesh di rumah Mas Adi. Sumpah rasane pengen dibawa pulang itu dedek :3
Sabtu, 17 September 2016
Jam 3 dini hari aku sudah bangun dari tidur dan segera mandi mengingat rencana kami yang akan check out jam 5.30. Hmmm rencana tinggallah rencana... aku agak sedikit geregetan karena para cowok baru berhasil dibangunkan jam 5 pagi :" Setelah kami semua siap dan selesai sarapan, kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan sekitar pukul 7.30. Di tengah perjalanan kami menyempatkan ke Pasar Raya Salatiga dahulu untuk belanja logistik.

Akhirnya kami tiba di basecamp pendakian Suwanting yang notabene berada di daerah Kopeng sekitar pukul 9.00. Sesudah pemanasan, kami pun segera memulai pendakian sekitar pukul 9.30. Ohya, biaya pendakiannya sebesar Rp 17.500,- per orang ditambah Rp 5.000,- per motor.
Peta jalur pendakian Merbabu via Suwanting
Kami perlu waktu sekitar 45 menit untuk mencapai Pos 1 yang bernama Lembah Lempong. Sebenarnya ada juga jasa ojek dari basecamp sampai dekat Pos 1, tapi yaaah kami memilih hemat hehe. Setelah beristirahat sejenak, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju Pos 2, yaitu Pos Bendera.
Pos 1, Lembah Lempong
Full team \m/
Kabut tebal mulai menemani kami di perjalanan. Sempat timbul kekhawatiran karena malam sebelumnya ternyata terjadi badai di puncak berdasarkan cerita pendaki yang kami temui di jalan. Yah kami semua berharap semoga alam masih mau mendukung kami.
Kabutnya tebeeel
Di perjalanan menuju Pos 2 ini kami menemui berbagai pos bayangan yaitu Lembah Gosong, Lembah Cemoro, Lembah Ngrijan, dan Lembah Mitoh. Ada juga pos air di antara Pos 1 dan Pos 2, tetapi ternyata tandon di sana kering. Mungkin saluran airnya terputus. Kami pun sampai di Pos 2 sekitar 14.00. Di sini kami beristirahat cukup lama sembari menunaikan solat duhur.
Uud di Pos 2
Setengah jam kemudian kami baru berjalan lagi menuju Pos 3. Tak jauh dari Pos 2 ini lagi-lagi sebenarnya ada pos air, tapi airnya sedikit dan cukup keruh. Kami memang sudah diberitahu pendaki lain bahwa kalau ingin mengambil air lebih baik di pos air di dekat Pos 3 saja karena airnya lebih bagus di sana. Baiklaah.. lanjut. Sekitar jam 16.00, kami memutuskan berhenti sejenak di daerah yang cukup lapang untuk menunaikan solat asar dahulu. Di sini kami lagi-lagi bertemu dengan pendaki yang akan turun. Kami pun diberitahu bahwa Pos 3 masih cukup jauh dan treknya nanti sungguh aduhai. Hmm, fine... *poker face*
Mulai memasuki hutan manding
Solat jangan sampai lupa
Dan ternyata pernyataan mereka bukanlah isapan jempol belaka. Trek yang kami lalui berikutnya sangat curam, sehingga di beberapa tempat diberikan bantuan tali pegangan. Sebenarnya apabila tidak ingin yang begitu curam, bisa juga lewat jalan memutar (kalau di peta yang seperti lambang McD, hehe). Tetapi karena kami ragu, akhirnya kami memutuskan lewat lurus saja. Well, trek ini ternyata benar-benar yang paling menguras tenaga sampai-sampai kami menjulukinya sebagai 'trek pemutus harapan' :p
Bang Satrio dan Mas Rendy sedang berjuang menaklukkan trek pemutus harapan :D
Saat maghrib kami baru sampai di pos air. Tenaga sudah terkuras, wajah pun sudah gak karuan bentuknya. Mung bisa mbatin, treknya tadi kok gitu amat yak :" Setelah mengambil air, kami pun segera melanjutkan perjalanan kembali ke Pos 3 karena sudah mulai gerimis. Dan alhamdulillah ternyata Pos 3 tidak terlalu jauh dari pos air tadi. Di Pos 3 ini ternyata sudah banyak juga tenda-tenda pendaki lain. Kami kemudian bergegas mendirikan tenda karena ingin segera masak dan beristirahat. Setelah makan mie dan minum minuman hangat, kami pun segera tidur untuk mengembalikan stamina.

Minggu,18 September 2016
Jam 3 pagi aku mulai terbangun karena mendengar suara gaduh di luar. Ah, ternyata para pendaki lain sedang bersiap summit attack mengejar sunrise. Aku yang memang masih malas bangun, memilih untuk bermain hape saja sembari menanti fajar. Memang aku dan kawan-kawan tidak terlalu antusias mengejar sunrise, lha wong bangun aja pada susah wkwk. Barulah sekitar jam 5 pagi kami mulai keluar tenda. "Wow, baguuuus!", teriakku di dalam hati melihat pemandangan di luar tenda. Di sana terlihat begitu gagah gunung Merapi yang seakan begitu dekat dan ada juga Gunung Sumbing-Sindoro yang tampak di kejauhan.
Selamat pagi
Suasana di Pos 3
Bunga Edelweis. Difoto boleh, dipetik jangan.
Baru sekitar pukul 6.00 kami mulai memasak untuk sarapan. Menu kali ini adalah nasi, sop, tempe goreng, dan telor goreng. Benar kata orang, apapun makanannya kalau dinikmati di atas gunung pasti rasanya enak hehe. Setelah kenyang dan bersiap-siap, kami pun mulai menuju puncak sekitar pukul 8.00.
Hai, Merapi!
Hai juga si kembar, Sindoro-Sumbing!
Sabana I
Kalo ini di Sabana II
Trio kwek-kwek
Papan tulis alternatif pengganti kertas. Cara bawanya? Gulung bersama matras ^^

Perjalanan kami akhirnya harus berhenti sampai di Sabana II saja karena kondisi beberapa personil kurang fit dan kami harus mengejar waktu untuk kembali ke Semarang karena seninnya kami semua mengajar (ya, kami semua kebetulan adalah guru). Tak apalah tak sampai puncak, karena mata kami sudah dimanjakan dengan pemadangan yang sungguh kewreeeen. Apalagi cuacanya cerah ceria, alhamdulillah ^^

Kami tiba kembali di tenda sekitar pukul 10.30. Sesudah berkemas-kemas, kami pun segera memulai perjalanan turun. Cuaca yang awalnya cerah ceria, tiba-tiba berubah menjadi mendung dan kemudian hujan deras di tengah-tengah perjalanan. Meski ternyata hujannya cuman sebentar, itu membuat perjalanan turun kami berubah menjadi dramatis. Ingat trek pemutus harapan? Naah.. kami harus melewati trek itu di saat turun dengan kondisi jalan yang sangat licin. Alhasil kami semua sering terpeleset, dan bahkan si Satrio hampir masuk jurang :")
Kalau ke puncak kayaknya bakal terkena kabut di atas. Fyuh...
Menuruni trek pemutus harapan yang super licin
Akhirnya kami semua tiba di basecamp kembali sekitar pukul 17.00. Tuntas makan dan membersihkan diri, kami pun segera pulang kembali ke Semarang agar tidak kemalaman di jalan. Yeeey~~~~ ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar