Selasa, 14 Maret 2017

Tour de Cirebon (Part 2)

Hai! Ada yang nunggu kelanjutan cerita ini ya? *pede*. Turingnya kapan, cerita part 1-nya dibuat kapan, ini malah baru nongol cerita part 2-nya. Bismillah semoga aku masih inget ceritanya ("._.)/||

Hari Ketiga. "Semua ini ternyata hanya demi cheese burger?"
Minggu, 25 Desember 2016. Tidak seperti pada hari sebelumnya yang lelet bangun, hari ini kami sekitar jam 4 pagi sudah mulai bangun dan mengantri mandi. Bukan tanpa sebab kami rajin begini. Hari ini Ghina, tuan rumah tempat kami menginap, beserta ibunya akan berangkat ke Semarang pagi-pagi. Sekitar pukul 06.30 kami pun telah siap di depan rumah untuk segera melanjutkan perjalanan, tentu saja setelah sarapan yang telah disiapkan oleh keluarga Ghina. Terima kasih :D
Berfoto dengan Ghina dan Ibunda. Difoto oleh ayahnya Ghina :D
Perjalanan kali ini tidak sejauh hari-hari kemarin. Hari ini kami tinggal melewati Brebes, kemudian Kabupaten Cirebon, dan akhirnya masuk ke Kota Cirebon. Estimasi kami mungkin kira-kira tinggal 60-an km lagi. Pssst, bahkan waktu sebelum ke rumah Ghina kami sempat menemukan plang jalan yang menginfokan bahwa Cirebon tinggal 20-an km lagi! Kami sudah tidak terlalu percaya plang jalan lagi. Gak cukup kamu, eh plang jalan juga sering nge-php-in. Loh (?)
Gimana ceritanya kemarin tinggal 20an km, ini malah jadi 45 km? Plang jalan php *huh*
Setelah menempuh berpuluh-puluh kilometer jalan yang cukup membosankan, ada sedikit insiden yang menimpa kami. Banyaknya lubang di sepanjang jalan pantura akhirnya memakan korban yaitu Kak Ranz. Kak Ranz jatuh dan mendapatkan beberapa lecet di kakinya. Kami pun kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke indom*ret terdekat dahulu untuk sekiranya membeli P3K (kami semua enggak ada yang bawa P3K, hehe). Sesampainya di indom*ret malah kak Ranz menolak untuk diobati dan memilih untuk membeli minuman saja. Yoweslaaah... Saat berhenti di sini kami pun baru sadar bahwa Pockie, sepeda Kak Ranz, ternyata bocor. Untunglah di dekat situ ada tambal ban ditambah lagi ada semacam pos kamling di dekatnya sehingga kami bisa nunut mengistirahatkan diri.
Itu yang nulis nama "Dwi" disitu bukan aku loh. Suer!
Setengah jam kemudian ban Pockie selesai ditambal. Aku yang sempat tertidur di pos kamling serasa mendapatkan recharge energi kembali untuk melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian sekitar pukul 09.00 kami akhirnya tiba di perbatasan Jateng-Jabar. Pak Ganjar, kami pamit ke provinsi sebelah dulu ya? *salim*. Setelah berfoto sekedarnya di sana, kami kembali menggenjot pedal sepeda kami masing-masing.
Oddie sampai di Jawa Barat
Akhirnyaaaaa kami tiba di gerbang Kota Cirebon sekitar pukul 13.00. Aku pun segera melihat speedometerku yang aku stel sejak berangkat dari rumah. Hmm, 254 km. Lumayan juga, hihi. Kami pun memutuskan untuk menuju ke McD dahulu sebelum menuju ke rumah Kakak Miss Nana, tempat kami akan menginap di Cirebon. Kenapa McD? Karena Miss Nana menjanjikan menraktir kami cheese burger apabila kami berhasil gowes ke Cirebon. Mung gara-gara cheese burger tok kami ke Cirebon? Yaa... salah satu motivasinya sih haha. Sogokan buat kami gampang kan? :p
254 kilometer \m/
Setelah tersesat di mana-mana, dan akhirnya bertanya-tanya ke satpam kompleks perumahan sampai polantas, kami akhirnya menemukan McD impian kami hihi. Mendung yang begitu menggelayut membuat kami mengcoveri tas pannier kami sebelum masuk McD. Benar saja. Tak lama setelah kami masuk, hujan yang begitu lebat mulai mengguyur. Entah ini kebetulan atau tidak, kok ya dari kemarin bisa ngepas gak kehujanan ya? Alhamdulillah.... Kami pun menikmati cheese burger traktiran Miss Nana dengan suka cita.
mari makan cheese burger! :D
Sekitar pukul 16.00 kami baru memutuskan untuk menuju ke rumah Kakak Miss Nana, di daerah Makam Sunan Gunung Jati, setelah hujan mulai reda menyisakan gerimis tipis. Tidak terlalu jauh ternyata, mungkin hanya sekitar 3-5 km. Sore itu juga kami ditraktir oleh keluarga Kakak Miss Nana dengan mungundang bakso gerobakan ke rumah. Apalagi kami juga dibeliin lontong sama tahu kuningan. Kenyang, kenyang, kenyang... hihi.

Siap untuk jalan-jalan di Cirebon besok! :D

Hari Keempat. "Insiden batu ganjelan bertuah?"
Senin, 26 Desember 2016. Setelah tidur dengan sangat amat nyenyak semalam, kami mulai mengantri mandi sekitar pukul 06.00. Setelah minum teh dan kue yang telah disiapkan oleh kakak ipar Miss Nana, kami pun pamit jalan-jalan. Destinasi pertama kali adalah sarapan di Nasi Jamblang Bu Nur yang sudah termahsyur itu. Di sana ternyata suasananya ramai sekali, mungkin gegara masih libur Natal kali yaa. Mungkin juga gara-gara penampilan kami yang seragam dengan kaos bertuliskan 'Velogirls Semarang', banyak orang-orang yang bertanya pada kami selama mengantri mengambil makanan. Kami pun sebisa mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan ramah (jadi berasa artis wkwk). Setelah menuntaskan sarapan, kami pun menuju destinasi selanjutnya yaitu Keraton Kasepuhan. Fyi, di Cirebon sebenarnya ada beberapa keraton yaitu Keraton Kaprabonan, Kacirebonan, Kanoman, dan Kasepuhan sendiri yang notabene paling megah dan terkenal.
Velogirls Semarang \m/
Nasi jamblang dengan alas daun jati sebagai ciri khasnya
Setelah membeli tiket masuk sebesar Rp20.000,00 per orang kami pun segera memasuki wilayah Keraton yang cukup asri. Di sini lagi-lagi terjadi insiden yang dialami salah satu personil kami. Kali ini giliran si Avit. Saat kami sedang asyik berjalan sambil bersenda gurau, tiba-tiba tanpa tersandung atau didorong si Avit jatuh sendiri. Sontak kami pun kaget dan segera menolongnya. Ternyata si Avit memang ada riwayat dengkulnya 'mlengse' yang terkadang kumat sewaktu-waktu. Karena kebetulan di dekat situ ada batu besar untuk mengganjal gerbang, kami pun bercanda jangan-jangan si Avit jatuh gara-gara kuwalat sama batu itu? Oops...
Insiden batu ganjelan bertuah
Setelah insiden itu, si Avit memutuskan untuk duduk saja di salah satu bangku di halaman keraton. Tidak ikut keliling-keliling melihat dalamnya keraton. Di salah satu ruangan keraton tersimpan beberapa koleksi lukisan dan kereta Singabarong yang notabene kendaraan sultan-sultan terdahulu. Meski aku tidak terlalu sensitif dengan hal-hal tak kasat mata, aku merasa hawa di ruangan itu memang sedikit aneh sehingga aku lebih memilih tidak terlalu lama di dalam. Pantesan Kak Ranz, yang emang sensitif, enggak mau masuk ._. Setelah ke ruangan tersebut, kami pun beranjak ke museum yang notabene menyimpan benda-benda kesultanan terdahulu seperti gamelan, senjata, dll. Ohya, Keraton Kasepuhan ini masih ditinggali Sultan Cirebon yang sekarang, yaitu PRA Arief Natahadiningrat. Tapi tentu saja kompleks kediaman Sultan tertutup untuk umum.
KMK. Konferensi Meja Kotak
Di salah satu sudut Keraton Kasepuhan
Goweser2 centil
Puas berkeliling, kami memutuskan untuk jajan minum dulu di depan Keraton. Tak lupa kami juga membeli makanan khas Jabar yaitu seblak dan tahu gejrot untuk cemilan bersama. Sekitar pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan menuju terminal dahulu untuk membeli tiket bus untuk pulang besok. Kami memutuskan menggunakan bus Nusantara dengan harga tiket Cirebon-Semarang sebesar Rp62.000,00. Setelah itu, barulah kami menuju destinasi berikutnya yaitu Gua Sunyaragi yang notabene letaknya dekat dari terminal.

Untuk memasuki Kompleks Gua Sunyaragi ini hanya perlu membayar Rp10.000 per orang saja. Kontruksi Gua Sunyaragi dengan temboknya yang terbuat dari batu-batu karang dan terdapat kolam-kolam air di dalamnya membuatnya tampak unik di mataku. Konon katanya, dahulu kala Gua Sunyaragi ini diperuntukkan untuk tempat beristirahat dan bersemedinya Sultan. Kami pun berkeliling dan foto-foto di sini yang ternyata cukup luas juga. Sekitar pukul 16.30, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah Kakak Miss Nana. Waktunya beristirahat~

Keindahan Gua Sunyaragi
Hari Kelima. "Pulang? Atau lanjut ke Jakarta?"
Selasa, 27 Desember 2017. Waktunya kami mengakhiri petualangan kami dan kembali ke kota kami tercinta yaitu Semarang. Ada beberapa orang di sosmed mengajukan usul untuk lanjut saja ke Jakarta. Ummm.. nganu Om dan Tante... kalo kami disponsori kami mau dengan sangat loh lanjut ke Jakarta *uhuk*. Sangu kami sampun telas :(

Di dalam bus
Sekitar pukul 07.00 kami pun berpamitan kepada keluarga Kakak Miss Nana dengan tak lupa mengucapkan terima kasih yang amat sangat telah menjamu kami. Kami pun tiba di terminal sekitar pukul 07.30. Wew, tak dinyana kami harus membayar biaya tambahan di luar harga tiket senilai Rp40.000,00 untuk masing-masing sepeda kami. Keblondrok, hmmmm. Pukul 08.20 kami pun mulai meninggalkan Kota Cirebon dengan segala kenangannya. Bye, Cirebon~~~
Turun bus di Kalibanteng
Welcome back to Semarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar