Rabu, 15 Maret 2017

Menguji Nyali di J150K

J150K? Apa itu? Jadi, J150K atau Jogjakarta 150 KM merupakan salah satu acara akbarnya para pecinta sepeda lipat untuk menguji kemampuannya dalam menggowes sepeda gemes itu. Acara di tahun 2017 ini merupakan acara yang kedua setelah sukses diselenggarakan tahun 2013 lalu. Dengan mengusung tema "nJajah Desa Milang Kori", kali ini komunitas JFB (JogjaFoldingBike) bekerja sama dengan komunitas SESAT (Sepeda Sampai Tua) dalam menyelenggarakan J150K. Antusiasme selier untuk mengikuti acara ini terlihat sangat tinggi terbukti dengan habisnya kuota peserta dalam waktu 2 jam setelah pendaftaran dibuka! Wow, kan? Setelah didesak banyak orang, akhirnya panitia pun menambah kuota peserta sampai 600 orang. Saat pendaftaran dibuka kembali, sebenarnya aku sudah berhasil mendaftar beserta teman-teman Velogirls Semarang lain. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk batal mendaftar karena masih belum yakin apakah di waktu itu aku bisa ikut atau tidak (lagi bokek juga sih sebenere ekekeke). Barulah beberapa hari sebelum penyelenggaran J150K aku memberanikan diri menjadi romli a.k.a rombongan liar karena salah satu teman pesepeda laki-laki, yaitu Mas Lambang, juga ikut. Setidaknya bisa 'njagake' dia lah kalau ada apa-apa di jalan, pikirku.
Rute J150K
Latihan Semarang-Kudus PP sebulan sebelum J150K
Latihan individu ke UNNES 2 hari sebelum J150K

Jumat, 24 Februari 2017
Pagi-pagi aku sudah bersiap di rumah menunggu Avit dan Mas Lambang yang rencananya menitipkan motor di rumahku. Sekitar jam 7 pagi akhirnya datanglah Avit, disusul Mas Lambang tak lama kemudian. Setelah memasukkan kedua motor mereka di halaman rumahku, berangkatlah kami bertiga ke Stasiun Poncol. Avit menggunakan Minul seli polygon-nya, Mas Lambang sementara mengendarai Oddie seli foldx-ku (dia gak bawa sepeda karena mau 'ngreyen' langsung seli yang sudah dibelinya di Jogja), sedangkan aku diboncengkan Bapak naik motor. Setibanya di stasiun, kami berjumpa dengan rombongan bapak-bapak dari komunitas 'Rainbow' yang ternyata akan ikut J150K juga. Wah, keretanya nanti ramai sepeda lipat dong. Setelah menunggu Miss Nana tiba, kami pun segera memasuki peron stasiun untuk menunggu kedatangan kereta Kalijaga yang akan mengantar kami ke Solo. Sesuai waktu di tiket, kereta kami pun berangkat pukul 08.45.
Bersiap otw
Setelah 3 jam perjalanan, kami pun sampai di Stasiun Purwosari Solo. Di sana ternyata telah menunggu Kak Ranz yang notabene orang Solo. Sementara Mas Lambang pergi jumatan, kami cewek-cewek memutuskan makan siang dengan ayam geprek di depan stasiun. Sekitar jam 12.45 kami telah tiba kembali di stasiun karena kami akan berangkat ke Jogja dengan kereta Prameks yang berangkat pukul 13.00. Prameks yang kami tumpangi kali ini tidak terlalu ramai sehingga kami masih bisa duduk di kursi, tidak seperti perjalanan sebelumnya yang mengharuskan kami duduk di lantai :" 
Suasana gerbong kalijaga yang sepi selepas dari Stasiun Balapan
Bisa duduk di prameks
Jam 14.00 lebih kami sampai di Stasiun Maguwo, Jogja. Aku, Avit, Miss Nana, dan Kak Ranz menggowes ke penginapan kami di daerah Janthi, sedangkan Mas Lambang memutuskan untuk naik Trans Jogja. Setelah mandi dan menyempatkan mampir angkringan dulu, kami pun menuju LPP Garden untuk pendaftaran ulang. Selepas dari sana, malam harinya kami memutuskan untuk makan malam di bawah flyover Janthi sembari bertemu teman goweser dari Jogja, yaitu Mas Radit, yang ternyata jadi marshall penunjuk jalan besok. Sekembalinya di hotel, kami pun kedatangan anggota lagi yaitu Mbak Hesti (dia berangkat nebeng mobil Mas Dansap, anggota Komselis, karena tidak bisa izin kerja jumat ini) dan juga Tante Evie yang dulunya teman Kak Ranz di Srikandi. Ah ya, malam ini pula ternyata Mas Lambang juga sudah mengambil seli yang dia beli yang ternyata adalah Polygon B2W 16". Mari istirahat..
Stasiun Maguwo

Sabtu, 25 Februari 2017
Hari H! Pukul 05.30 kami semua sudah menuju LPP Garden yang notabene tempat start J150K. Kejutan buatku, Kak Ranz berbaik hati berinisiatif untuk mengambilkan nomor peserta kenalannya yang ternyata batal hadir di J150K. Tak dinyana Mas Lambang ternyata kemarin juga telah mendapat nomor peserta dari penjual seli yang dibelinya. Alhamdulillah gak ada yang jadi romli. Terima kasih Kak Ranz :D Para peserta pun akhirnya diberangkatkan jam 6 lebih. Dengan mengucap bismillah, aku pun mantap untuk mengarungi jarak yang kurang lebih 150 km nanti.
Sebelum start
Melihat rute J150K yang telah dishare panitia, terlihat bahwa awal-awal rute adalah berupa tanjakan. Sempat 'keder' juga kalau ternyata aku sudah gak kuat di awal. Ewalah ternyata tanjakan di Jalan Kaliurang ini bahkan tidak sampai semematikan tanjakan Gombel *nggaya sitik*. Rombonganku pun baru memutuskan istirahat setibanya di depan UII untuk minum dan regrouping. Di sini terlihat pedal kiri Rockie, sepeda Mbak Hesti, macet sehingga agak menghambat laju bersepedanya. Panitia pada pos bayangan 1 lalu menyarankan untuk melanjutkan perjalanan terlebih dahulu sampai pos 1 karena mekaniknya ada di sana. Setibanya di sana, sembari beristirahat akhirnya pedal Rockie kemudian dibetulkan sampai bisa memutar kembali.

Di depan UII
Tetapi baru 1 km kami berjalan kembali pedal Rockie macet lagi. Memang sepertinya ini harus diganti. Sementara Avit, Miss Nana, dan Kak Ranz sudah melaju di depan, aku menemani Mbak Hesti gowes pelan-pelan. Sampai akhirnya aku melihat toko dan bengkel sepeda di pinggir jalan, aku pun menyarankan untuk mengganti pedal Rockie disana saja. Sehabis mengganti pedal Rockie, Mbak Hesti serasa hidup kembali katanya haha. Kami berdua pun agak sedikit ngebut mengejar yang lain yang ternyata menunggu kami beberapa km di depan. Aku pun kembali berpasangan dengan Avit di jalan yang memang sedari awal kita udah berjanji akan terus bareng. Tapi lama-lama kok aku baru ngeh kalau ternyata Mbak Hesti sudah gak ada di belakang! Loh? Ning ndi neh jal iku? Si Avit pun bilang paling Mbak Hesti udah sama Mas Dani, pacarnya, yang memang rencananya nyusul nemenin. Iya juga yah. Akhirnya rombongan kami pun terpecah dengan sendirinya di jalan. Aku bersama Avit, Miss Nana dengan Kak Ranz, Mbak Hesti dengan pacarnya, dan Mas Lambang? Hmm dia mblandang sendiri di depan.
Di Pos 1
Foto-foto dari panitia :D
Cuaca Jogja saat itu galau. Sempat gerimis di pertengahan jalan, akhirnya cuaca kembali cerah ceria kembali. Woolah hampir aja mau ngeluarin jas hujan. Cuaca yang cerah ceria cenderung panas itulah yang membuat Avit lebih memilih membeli es teh di angkringan ketimbang minum yang disediakan panitia di pos bayangan 2. Bocah, bocah... Akhirnya kami pun kembali melanjutkan perjalanan ke pos 2, yaitu Pantai Baru, yang masih sekitar 20 km lagi. Kami pun tiba di Pantai Baru pukul 12.15. Di sini Miss Nana dan Kak Ranz bilang pada kami bahwa akan evak sampai finish karena harus menemani Tante Evie yang kudu balik ke Jakarta nanti malam.

Sampai juga di Pantai Baru
Karena keenakan istirahat, aku, Avit, Mbak Hesti, dan Mas Dani baru keluar dari Pantai Baru sekitar pukul 14.00. Tantangan rute kali ini adalah harus melawan angin pantai yang aduhai. Untung saja pemandangannya adalah sawah di kanan-kiri sehingga cukup untuk menghilangkan kepenatan. Di tengah jalan lagi-lagi aku dan Avit terpisah lagi dengan Mbak Hesti dan Mas Dani yang di belakang. Karena si Avit juga mengaku sudah lapar lagi, akhirnya kami pun mampir di angkringan sembari menunggu mereka. Setelah Avit menghabiskan indomie rebus telurnya, kami tak jua melihat mereka lewat. Akhirnya kami memutuskan untuk lanjut saja ke Pos 3, yaitu Museum Pleret, yang masih sekitar 10 km lagi. Kami berdua tiba di Pos 3 sekitar pukul 16.30. Di sana bahkan panitia sudah mulai kukutan, hiks. Setelah mendapat tanda contreng pada gelang kami di Pos 3, kami pun buru-buru untuk lanjut saja tanpa istirahat kembali.

Together we can yaaa sist
Tak seberapa jauh dari Pos 3 aku pun melihat Mbak Hesti dan Mas Dani di depan. Mungkin mereka melewati kami saat di angkringan tapi kami luput melihatnya. Terlihat ban roadbike Mas Dani bocor sehingga mau tidak mau kami harus menunggu untuk menambal ban terlebih dahulu. Sembari menunggu, Mbak Hesti balik lagi ke Pos 3 untuk mencontreng gelangnya karena tadi dia tidak melihat museumnya yang memang berada di kanan jalan. Kata Mbak Hesti setelah kembali ke kami, panitia pun menyarankan kepada kami untuk nanti lewat kota saja, tidak usah mengikuti rute, agar menghemat waktu sampai finish. Setengah jam kemudian kami pun lanjut kembali setelah ban roadbike Mas Dani selesai ditambal.

Di pertengahan jalan lagi-lagi kami melihat seorang panitia dan dia menyuruh kami untuk belok ke kiri di persimpangan jalan depan (seharusnya ke kanan kalau manut rute). Kami pun manut-manut saja karena hari sudah beranjak maghrib ketika itu. Bahkan ketika tinggal beberapa km sampai finish, kami akhirnya diikuti oleh salah satu panitia lain dan dia bertanya "Mbak, rombongan terakhir ya?". Kami pun protes dan bilang bukankah ada rombongan lain lagi di belakang kami. Panitia itu pun berkata bahwa yang di belakang sudah pada di evak. Ewalaah... tiwas nyantai dipikir di belakang kami masih ada orang. Kami pun tiba di Hotel LPP Garden kembali sekitar pukul 18.00. Alhamdulillah finish! :D Hujan deras yang tiba-tiba melanda saat kami sampai finish memaksa kami untuk nguyup di sana hingga pukul 19.00 ketika gala dinner dimulai. Dikarenakan tubuh kami yang kuprus kemringet dan tidak membawa baju ganti, kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk mandi dan makan malam di dekat penginapan saja karena terlalu capek balik lagi. Sepertinya akan tidur nyenyak malam ini...
Alhamdulillah tuntas sampai finish tanpa evak

Minggu, 26 Februari 2017
Rencana awal yang harusnya kami semua naik kereta dulu ke Solo untuk kemudian lanjut ke Semarang senin paginya dibatalkan karena aku ada job ngelesi private minggu malamnya (yang pada akhirnya aku batalkan juga karena masih terlalu capek, hehe). Miss Nana dan Kak Ranz tetap ke Solo dulu, sedang yang lain memutuskan naik bus langsung dari Jogja. Sementara Mbak Hesti pacaran sama Mas Dani; aku, Avit, dan Mas Lambang diantarkan Mas Radit untuk muter-muter dulu yaitu ke Raminten dan Malioboro. Barulah siang harinya kami ke terminal Jombor untuk pulang ke Semarang lagi. Sampai jumpa lagi, Jogja! J150K kuereeen euy :D

Pose di tembok Raminten :p
gelang kenang-kenangan dari J150K
Pedestrian Malioboro

1 komentar: