Senin, 15 Juni 2015

Jomblo Rapopo, sing Penting Bahagia

J.O.M.B.L.O.
Kata yang sudah tidak terdengar asing lagi di telinga para kawula muda Indonesia. Suatu kata yang hanya terdiri dari lima huruf yang bermakna orang yang belum mempunyai pacar atau pasangan hidup.

Berbagai alasan diutarakan para kaum jomblo kenapa saat ini masih saja menyandang predikat tersebut. Ada yang beralasan karena pacaran itu adalah perbuatan yang dilarang agama, ada yang ingin fokus sekolah/kerja dulu, ada yang katanya belum ketemu dengan yang cocok, ada yang memang bosan berpacaran, ada pula yang memang...... belum laku. Nah kalau alasan saya menjomblo apa? Mungkin kolaborasi dari semua alasan yang telah disebutkan tadi kecuali yang bosan berpacaran (ya, karena memang belum pernah!).

Saya terdorong menulis tulisan ini karena kini jagad Indonesia saya rasa saban hari semakin tidak berperike'jomblo'an lagi. Di dunia sosial media banyak status fb, tweet, dan meme berkeliaran yang seringkali menistakan para kaum tuna asmara seperti saya dan menganggap bahwa status jomblo adalah status yang hina dina. Contohnya saja seperti berikut :




Tidak cukup didzolimi di dunia maya, kaum jomblo pun seringkali mendapat olok-olok di kehidupan nyata. Contohnya saja ketika saya diajak mengobrol oleh seorang anak manusia ketika mengajar les :

Anak manusia : “Cik, punya pacar?”
Saya : “Enggak.”
Anak manusia : “Lha pernah punya pacar?”
Saya : “Enggak.”
Anak manusia : “Umur Cik Dwi sekarang berapa?”
Saya : “20 tahun.”
Anak manusia : “Jadi, selama 20 tahun Cik Dwi hidup di dunia enggak pernah punya pacar? Kasian, ngenes banget.”
Saya : $%^&$&#^@%^& (kame… kame…. haaaaa!)

Semenjak anak-anak di tempat les mengetahui status kejombloan saya yang masih abadi ini akhirnya julukan saya di tempat les bertambah. Selain dijuluki 'Cik Alay', saya kini juga sering dijuluki 'Cik Jones'. Aku ora popo, cah.

Ah meski begitu menjadi jomblo tidaklah ngenes-ngenes amat. Berikut adalah hikmah-hikmah yang dapat diambil bagi para jomblo sebagai penghibur diri :
1. Jauh dari maksiat
Ini sudah tidak usah dibahas panjang lebar. Untuk kaum Muslim khususnya pasti sudah tahu apa hukumnya berpacaran di agama Islam. Hai mblo, setidaknya sumber dosamu berkurang....
2. Lebih bebas
Mau pergi ke mana saja, terserah. Mau jalan sama siapa saja, terserah. Mau melakukan apa saja, terserah. Bebas tidak harus izin dahulu ke pacar. Eh tapi ingat mblo, tetap harus izin ke orang tua dulu ya nanti dikira hilang.
3. Hemat
Jadi jomblo itu tidak perlu bingung-bingung harus menyisihkan uang bensin untuk jalan-jalan, uang untuk mentraktir makan, maupun kado jika pasangannya ulang tahun maupun kado anniversary. Hemat pangkal kaya, mblo!
4. Galau?
Galaunya orang berpacaran terkadang sedikit aneh menurut saya yang notabene seorang jomblo tulen ini. Beberapa orang pacaran itu sedikit-sedikit galau meski untuk alasan yang tidak penting seperti contohnya apabila BBM yang hanya di-read saja. Jomblo galau? Iya juga sih, tapi enggak segitunya juga keles.

Well, menjadi jomblo atau tidak itu adalah pilihan hidup orang masing-masing. Tentu saja saya juga tidak ingin menjomblo selamanya. Tetapi saya hanya ingin melepas status kejombloan saya kelak di hadapan penghulu (asiik).

Sudahlah… Jomblo rapopo, sing penting bahagia :v


(....kemudian saya meratapi nasib di kamar sendirian, ya sendirian.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar